Total Tayangan Halaman

Pupuk Nasa Untuk Budidaya Jamur Tiram

Pupuk Nasa untuk Budidaya Jamur Tiram

Pupuk nasa untuk budidaya jamur tiram - 
Budidaya Jamur Tiram sangat cocok untuk daerah yang memiliki iklim tropis seperti Indonesia. Jika kamu ingin usaha budidaya jamur tiram investasi yang dikeluarkan cukup murah dan bisa kamu lakukan secara bertahap. Bagian tersulitnya adalah membuat baglog, media tanam yang harus diinokulaikan dengan bibit jamur.

pupuk nasa untuk budidaya jamur tiram

Ada dua kegiatan utama yang harus dilakukan dalam membudidayakan jamur tiram ini.
  • Tahap pertama adalah membuat media tanam dan menginokulasikan bibit jamur ke dalam media tanam tersebut. Sehingga media akan ditumbui miselium berwarna putih seperti kapas.
  • Tahap kedua adalah menumbuhkan miselium tersebut menjadi badan buah.

Langkah Awal Cara Memulai Budidaya Jamur Tiram

1. Memilih Bibit Jamur Tiram yang berkualitas
  • Untuk pemilihan bibit jangn dianggap mudah begitu saja, karena dalam memilih bibit tidak boleh asa-asalan, harus betul – betul memiliki kualitas bagus agar nanti hasil budidaya akan maksimal. Banyak diantara petani jamur yg melakukan kesalahan karna tidak cermat dalam memilih bibit pada akhirnya menyebabkan miselium tidak tumbuh seperti di harapkan, hasil panen pun tidak maksimal. Untuk menghindari bibit yg berkualitas tidak bagus ada dua cara bisa kita lakukan, kita membuat sendiri membibitkan bibit murni hingga mendapatkan bibit F1, kedua, membeli bibit berkualiitas pada petani jamur yang jujur atau beli di instansi penyedia bibit dapat dipercaya.
2. Media Tanam Untuk Budidaya Jamur Tiram
  • Media tanam yang biasa digunakan untuk jamur tiram terdiri dari beberapa bahan dikombinasikan menjadi satu yaitu : Serbuk kayu bekar gergaji sebanyak 80%, Bekatul sebanyak 10-15%, Kapur CaCo₃ sebanyak 3%, Dan Air kurang lebih 40-60%.



Cara membuat baglognya :
  • Untuk membuat 100 media budidaya jamur tiram membutuhkan 80 kg serbuk kayu bekas gergaji, 3 kg kapur, 10-15 kg bekatul, dan semua bahan tersebut dicampur sampai keseluruhan merata, kemudian tambah air sekitar 60% dari total keseluruhan bahan. Untuk mengetahui media sudah tercampur secara merata dan baik, yaitu apabila di genggam tidak mengeluarkan air serta apabila dilepas gengaman tidak pecah.
3. Fermentasi Media Tanam
  • Fermentasi media tanam sangat penting dilakukan sebelum digunakan untuk menanam jamur tiram, cara fermentasinya didiamkan selama kira2 5-10 hari. Tujuannya agar terjadi proses pelapukan atau pengomposan pada matrial media tana tadi. Selama proses fermentasi berjalan suhu akan meningkat mencapai 70°C, selama itu pula dilakukan pembalikan bahan setiap harinya agar supaya proses pelapukan matrial bahan bisa merata disemua bagiannya. Selain untuk mempercepat pelapukan, fermentasi bertujuan juga untuk mematikan jamur liar yang nanti dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram. Bahan media siap digunakan ditandai dengan berubahnya warna baglog menjadi cokelat kehitaman.
4. Sterlisasi Media Tanam
  • Media tanam yang sudah difermentasi tadi dapat dimasukkan kedalam kantong plastic jenis polipropilen, kemudian dipadatkan hingga berbentuk seperti botol. Dibagian atas leher kantong plastic dipasang ring semacam cicin dari pipa kecil lalu disumbat menggunakan kapas, dan dipasang penutup baklog supaya air tidak masuk kedalam kantong pada saat pengukurannya.
Proses sterilisasi dapat dilakukan jika bakglog telah siap, yakni dengan cara mengukusnya. Wadah pengukus paling sederhana dapat digunakan yaitu drum, dalam satu drum dapat memuat sekitar 60 baglog. Dengan memanfaatkan panas uap air suhu 95-110°C dalam waktu 8-10 jam akan membuat baklog jadi lebih steril. Ketika suhu pengukusan mencapai 100°C pertahankan selama kira2 5 jam. Waktu dibutuhkan mencapai suhu 100°C 3 jam,itu tergantung kestabilan api ditungku. Selanjutnya, wadah pengukus dibuka serta didiamkan selama 5 jam sampai suhu baglog kembali jadi normal.

5. Proses Inokulasi
Baglog yang telah disterilisasi sebaiknya dipindah ketempat inokulasi serta di diamkan 24 jam untuk mengembalikan kesuhu normal kembali. Ruangan inokulasi keadaannya steril juga harus memiliki sirkulasi udara sangat baik. Penting dilakukan untuk meminimalisir tercemarnya baklog dari spora pathogen juga bakteri.

Berikut tahap-tahap pengisian bibit ke dalam baglog.
  • Ambil botol bibit F3, semprotkan alcohol kebotol bibit tersebut. Kemudian panaskan sebentar mulut botol dengan api spiritus sampai sebagian kapas terbakar, matikan api yang membakar kapas tadi.
  • Setelah kapas penyumbat botol bibit dibuka, kemudian aduk menggunakan kawat benda lain yg sudah disterilkan diatas api sebelumnya.
  • Masukkan bibit dari botol kebaglog sampai leher bagloog menjadi penuh bibit, lalu tutup kembali dengan kapas, setiap balog diisi 10 gr bibit.
6. Proses Inkubasi
Inkubasi bertujuan agar bibit yang telah di inokulasi akan segera ditumbuhi miselium. Buat menunjang pertumbuhan miselium pada jamur tiram ruang inkubasi memiliki kelembapan 90-100%, suhu 24-29°C, cahaya 500-1.000 lux, dan sirkulasi udara 1-2 jam sekali. Sekitar dalam waktu 15-30 hari masa inkubasi, miselium sudah tumbuh hingga mencapai separuh bagian baglog. Apa bila miselium telah memenuhi baklog, itu tandanya baglog siap untuk dipindahkan ke rumah kumbung untuk di budidaya sampai panen. Namun, bilamana dalam waktu satu bulan jarak dari waktu inkubasi baglog tidak ditumbuhi misellium juga, proses inokulasi sebelumnya yang dilakuakan berarti gagal.

Bila baglog telah dipindahkan di rumah kumbung dan telah dipenuhi misellium, potong plastik pada ujung balog, yakni dengan menggunakan silet steril. Lubang tersebut nanti akan menjadi tempat pertumbuhan tubuh jamur tiram. Bila bibit jamur tiram dibeli bibit F4, tidak perlu lagi melakukan tahapan penyiapan hingga masa inkubasi karena bibit F4 baklog bisa langsung ditempatkan di rumah produksi. Biasanya, tubuh jamur tiram akan terbentuk setelah 1sampai 2 bulan dari penempatan baglog di rumah kumbung.



Meningkatkan Hasil Budidaya Jamur Tiram Dengan Produk NASA
Cara praktis meningkatkan hasil panen budidaya jamur tiram dengan produk NASA, yaitu dengan menyuntikkan nutrisi ke dalam baglog. Nutrisi yang digunakan adalah POC NASA (Pupuk Organik Cair NASA) dan HORMONIK (Hormon Organik NASA)
Caranya dengan menyuntikkannya ke dalam baglog jamur tiram tersebut dengan dosis:
  • 500 cc POC Nasa ditambah 100 cc Hormonik campurkan dalam 10 liter air.
  • Suntikkan 5 ml setiap baglog interval 1 minggu sekali.
Cara tersebut di atas sudah di lakukan dan dibuktikan oleh Bapak Imam Sahudi, petani jamur tiram dari Desa Labuhan Kidul, Kecamatan Sloke, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah.

Kreatifitas dan semangatnya tersebut mampu meningkatkan panen jamur tiram dengan kuantitas dan kualitas yang baik tanpa mencemari kelestarian lingkungan sekitar.

Menurut Beliau selama percobaan mitode ini, jamur bisa dipanen tiap hari dengan tingkat produksi 7 – 10 kg / 1000 baglog. Biasanya tanpa menggunakan mitode ini produksi 7 kg/1000 baglog diperoleh dalam waktu 3 hari. Dengan mitode ini jamur yang dihasilkan lebih tebal dan tidak cepat layu.

Hanya dengan pengeluaran tambahan untuk membeli POC NASA dan HORMONIK per bulan untuk 1.000 baglog, Beliau mampu meningkatkan hasil panen 3x lipat dari sebelumnya. Satu siklus 5-6 bulan Beliau menghabiskan 5 paket per 1000 baglog.

Demikian pembahasan artikel mengenai Pupuk Nasa Untuk Budidaya Jamur Tiram, Semoga bermanfaat. Untuk pemesanan produk NASA silahkan hubungi :

Distributor Resmi PT. Natural Nusantara
DARNANTO
Kode N - 569472
Phone / sms / wa : 083865268226
Email    : darnantonasa@gmail.com
Website : www.distributornasaresmi.com

0 Response to "Pupuk Nasa Untuk Budidaya Jamur Tiram"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel