Total Tayangan Halaman

Pupuk Nasa Untuk Budidaya Kentang

Pupuk Nasa Untuk Budidaya Kentang

Pupuk nasa untuk budidaya kentang - 
Kentang (Solanum tuberosum L) adalah tanaman sayuran perdu semusim dan berumbi, sekarang menjadi salah satu komoditi yang sangat penting karena permintaan kentang di pasaran semakin tinggi. Dengan pasar yang besar, petani kentang dituntut untuk menghasilkan produktivitas kentang yang tinggi pula. PT. Natural Nusantara berupaya membantu petani untuk meningkatkan hasil panen kentang melalui Teknik Budidaya Kentang dengan baik melalui Teknologi NASA, untuk memperoleh produksi kentang dengan mengutamakan aspek Kualitas, Kuantitas dan Kelestarian Lingkungan (K-3). Budidaya kentang menggunakan Pupuk Organik NASA merupakan suatu terobosan dalam menghasilkan panen kentang dengan kualitas terbaik.

pupuk nasa untuk budidaya kentang

Tanaman kentang dapat tumbuh subur pada lokasi yang berada di ketinggian 1000-3000 mdpl, dengan kondisi tanah yang gembur, remah dan kaya akan kandungan bahan organik dengan pH 5,8-7. Lahan harus terdapat drainase yang baik. Dibutuhkan curah hujan rata-rata 1500mm per tahun. Suhu lingkungannya yaitu sekitar 18-21ºC dengan kelembaban 80-90% serta memerlukan sinar matahari selama 9-10 jam per hari.

PEMBIBITAN

Gunakan umbi bibit kentang yang berasal dari umbi berkualitas unggul yang memiliki produksi dengan bobot 30-50 gram, sudah berumur 150-180 hari dan tidak terdapat cacat. Gunakan umbi yang berukuran sedang dengan 3-5 mata tunas dan hanya sampai pada generasi keempat. Setelah tunas tumbuh sekitar 2 cm, bibit telah siap ditanam. Apabila ingin menggunakan bibit dengan cara membeli dari toko pertanian, pilih bibit yang telah bersertifikasi dengan bobot sekitar 30-45 gram dan mempunyai 3-5 buah mata tunas. Proses penanaman kentang dapat melalui pembelahan atau tanpa pembelahan. Potong umbi menjadi 2-4 bagian sesuai dengan mata tunas. Umbi yang telah dipotong direndam terlebih dahulu menggunakan POC NASA dengan dosis 2-4 cc per liter selama 1-3 jam.

PEMBUATAN MEDIA TANAM

Tanah dibajak atau dicangkul dengan kedalaman 30-40 cm dan diamkan selama 2 minggu sebelum bedengan dibuat. Bedengan dengan lebar 70 cm dibuat 1 jalur tanaman, bedengan dengan lebar 140 cm dibuat 2 jalur tanaman dengan tinggi sekitar 30 cm. Lalu dibuat saluran pembuangan air dengan kedalaman 50 cm dan lebar 50 cm.
Tebarkan Natural Glio (yang telah dikembangbiakkan dengan pupuk kandang) secara merata ke bedengan. Dosis pemakaian Natural Glio yaitu 1-2 kemasan dicampur dengan 50-100 kg pupuk kandang untuk tanah 1000 m². Didiamkan selama 1 minggu.

CARA MENANAM KENTANG



1. Pemupukan Dasar

Pupuk makro
yang digunakan yaitu SP-36 (200 kg per ha), Urea (200 kg per ha), KCL (75 kg per ha).

Pupuk organik yang digunakan yaitu POC NASA dengan dosis 1-2 botol untuk tanah 1000 m². POC NASA dicampur dengan air secukupnya. Untuk hasil optimal, gunakan Pupuk Organik Padat SUPERNASA. Ada dua alternatif cara penggunaan SUPERNASA yaitu :
  • Alternatif 1 : 1 botol SUPERNASA dicampur dengan 3 liter air dan jadikan sebagai larutan induk. Setiap 200 cc larutan induk dicampur dengan 50 liter air, siramkan merata ke bedengan.
  • Alternatif 2 : 1 sdm SUPERNASA dicampur dengan 10 liter air (1 gembor), untuk menyiram 10 meter bedengan.

POC NASA dan SUPERNASA disiramkan sebelum proses pemberian pupuk kandang. Pupuk kandang diberikan sebanyak 5-6 ton per hektar. Cara pemberiannya dapat dengan ditebar langsung atau dicampur dengan tanah bedengan.

2. Cara Penanaman

Jarak tanam bibit kentang disesuaikan dengan varietasnya, dapat menggunakan jarak 80 x 40 cm atau 70 x 30 cm. Dibutuhkan bibit sebanyak 1300-1700 kg per 1 ha tanah (dengan bobot umbi sekitar 30-45 gram). Proses penanaman dilakukan pada akhir musim hujan yaitu antara bulan April sampai Juni.

PEMELIHARAAN TANAMAN




1. Penyulaman

Penyulaman dilakukan 15 hari setelah tanam, yaitu mengganti tanaman yang pertumbuhannya tidak baik dan mati.

2. Penyiangan

Penyiangan dilakukan minimal 2 kali selama proses penanaman. Yaitu 2-3 hari sebelum atau bersamaan dengan pemupukan susulan dan penggemburan tanah.

3. Pemangkasan Bunga

Khusus untuk varietas kentang berbunga, pemangkasan perlu dilakukan untuk mencegah terganggunya pembentukan umbi karena perebutan unsur hara.

4. Pemupukan Susulan
  • Pupuk Makro
Pupuk makro diberikan sekitar 10 cm dari batang tanaman. Dosis dan waktu pemberiannya adalah sebagai berikut :

ZA / Urea, dosis 300 kg per hektar diberikan saat 21 hari setelah penanaman. Dosis 150 kg per hektar pada 45 hari setelah tanam.

SP-36, dosis 250 kg per hektar diberikan saat 21 hari setelah penanaman.

KCL, dosis 150 kg per hektar diberikan saat 21 hari setelah penanaman dan dosis 75 kg per hektar diberikan saat 45 hari setelah tanam
  • Pemberian POC NASA
POC NASA diberikan mulai tanaman berumur 1 minggu sampai umur 10 atau 11 minggu selama penanaman berlangsung. Ada dua alternatif cara pemberian POC NASA yaitu :

Alternatif 1 : diberikan setiap 1 minggu sekali. 4 tutup botol per tangki atau 1 botol POC NASA (500 cc) per 200 liter air. Diberikan 8-10 kali selama penanaman.

Alternatif 2 : diberikan setiap 2 minggu sekali. 6 tutup botol per tangki atau 1,5 botol POC NASA (750 cc) per 200 liter air. Diberikan 5-6 kali selama penanaman.Pemberian HORMONIK
HORMONIK dicampur dengan POC NASA dan digunakan saat proses penyemprotan. Dosis pemberiannya yaitu 1-2 tutup botol per tangki (10-15 liter air), atau 2-3 botol per 200 liter air.5. 

5. Pengairan

Untuk pengairan lahan dilakukan rutin setiap 7 hari sekali. Pengairan dapat dengan mengairi selokan, penyiraman menggunakan gembor atau power sprayer.
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN KENTANG


1. Hama

  • Ulat Grayak (Spodoptera Litura)
Hama ini akan memakan ulat daun hingga habis. Pengendalian dilakukan dengan memangkas daun yang menjadi sarang telur ulat, melakukan sanitasi lingkungan dan melakukan penyemprotan menggunakan Natural VITURA.
  • Kutu Daun (Aphis Sp)
Hama ini menghisap cairan pada batang tanaman yang dapat mengakibatkan tanaman terinfeksi. Pengendalian yang dilakukan adalah memangkas bagian tanaman yang telah terinfeksi, dan melakukan penyemprotan menggunakan Natural BVR dan Natural PESTONA.
  • Orong-Orong (Gryllotalpa Sp)
Hama ini menyerang bagian akar, umbi, tunas muda dan tanaman muda. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengocorkan PESTONA pada tanaman.
  • Penggerek Umbi (Phtorimae Poerculella Zael)
Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun berwarna merah tua dan terdapat benang berwarna abu-abu yang menjadi tempat pembungkus ulat. Jika umbi dibelah akan terdapat lubang karena sebagian umbi telah dimakan hama. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan mengocorkan PESTONA.
  • Thrips (Thrips Tobaci)
Hama ini menyerang daun yang mengakibatkan daun berwana putih, kemudian berubah menjadi abu-abu perak dan mengering. Serangan awal biasanya pada ujung daun muda. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan memangkas dan membuang daun yang telah diserang, kemudian melakukan penyemprotan menggunakan Natural BVR atau Natural PESTONA.


2. Penyakit
  • Penyakit Busuk Daun
    Disebabkan oleh jamur Phytopthora Infestans. Gejala yang terlihat yaitu terdapat bercak kecil dengan warna hijau kelabu agak basah, yang lama kelamaan akan berubah warna menjadi coklat dan hitam, bagian tepinya berwarna putih, kemudian daun busuk dan mati. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan memperbaiki sanitasi lingkungan dan menebarkan Natural Glio sejak awal penanaman.
  • Penyakit Layu Bakteri
    Disebabkan oleh bakteri Pseudomonas Solanacearum. Gejala yang terlihat adalah daun muda, pucuk tanaman dan daun tua menjadi layu dan bagian bawahnya akan menguning. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah pemberian Natural Glio sejak awal penanaman.
  • Penyakit Busuk Umbi

    Disebabkan oleh jamur Colleotrichum Coccodes. Gejala dari penyakit ini adalah daun menggulung, menguning menjadi layu dan kering. Penyakit ini menyebabkan umbi dan akar yang masih muda akan busuk. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah melakukan pergiliran tanaman, melakukan sanitasi lingkungan dan penggunaan bibit unggul. Pencegahannya yaitu menggunakan Natural Glio sejak awal penanaman.
  • Penyakit Fusarium
    Disebabkan oleh jamur Fusarium sp. Gejala yang terlihat adalah umbi di dalam tanah membususk dan tanaman menjadi layu. Infeksi serangan penyakit ini dapat masuk melalui luka-luka yang disebabkan faktor mekanis atau nematoda. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah menghindari agar tanaman tidak terluka saat penyiangan atau pendangiran. Pencegahannya yaitu menggunakan Natural Glio sejak awal penanaman.
  • Penyakit Bercak Kering (Early Blight)

    Disebabkan oleh jamur Alternaria Solani. Jamur ini akan tumbuh dan berkembang di daerah yang kering dan hidup di sisa tanaman yang sakit. Gejala yang terlihat adalah terdapat bercak kecil pada daun yang menyebar tidak teratur, daun berwarna coklat tua yang kemudian menyebar ke daun muda. Menyebabkan bercak gelap pada umbi, umbi menjadi berkerut dan keras. Lakukan pergiliran tanaman untuk mengendalikan penyakit bercak kering. Gunakan Natural Glio sejak awal tanam untuk pencegahan.
3. Penyakit Karena Virus

Beberapa jenis virus yang menyerang tanaman kentang adalah: Potato Leaf Roll Virus (PLRV) menyebabkan daun menggulung; Potato Virus Y (PVY) menyebabkan mosaik atau nekrosis lokal; Potato Virus X (PVX) menyebabkan mosaik laten pada daun; Potato Virus A (PVA) menyebabkan mosaik lunak; Potato Virus S (PVS) menyebabkan mosaik lemas; Potato Virus M (PVM) menyebabkan mosaik menggulung.

Gejala: yang dapat terlihat dari serangan virus tersebut adalah tanaman tumbuh kerdil, lurus dan pucat dengan umbi kecil-kecil/tidak menghasilkan sama sekali; daun menguning dan jaringan mati. Penyebaran virus dapat melalui peralatan pertanian, kutu daun Aphis spiraecola, A. gossypii dan Myzus persicae, kumbang Epilachna dan Coccinella dan nematoda. Belum ada pestisida yang dapat mengendalikan penyakit yang disebabkan oleh virus, pencegahan dan pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan menanam bibit bebas virus, membersihkan peralatan, memangkas dan membakar tanaman sakit, mengendalikan vektor dengan Natural BVR atau Natural PESTONA dan melakukan pergiliran tanaman.

Catatan : Jika pengendalian hama dan penyakit dengan menggunakan pestisida alami belum berhasil, gunakan pestisida kimia sesuai anjuran. tambahkan Perekat Perata AERO 810 dengan dosis 5 ml (0,5 tutup botol) per tangki (10-15 liter air). agar penyemprotan pestisida kimia lebih merata dan tidak mudah hilang oleh air hujan.

PANEN KENTANG



Kentang dapat dipanen setelah tanaman berumur 90-180 hari, tergantung varietas tanaman. Secara fisik kentang sudah dapat dipanen jika daunnya telah berwarna kekuning-kuningan (bukan karena serangan penyakit); batang tanaman telah agak mengering dan berwarna kekuningan, kulit umbi akan lekat sekali dengan daging umbi dan kulit umbi tidak cepat mengelupas bila digosok dengan jari.

Demikian uraian penjelasan mengenai pupuk nasa untuk budidaya kentang teknologi NASA. Dapatkan Paket Budidaya Kentang Organik hanya dari distributor resmi PT Natural Nusantara.

Distributor Resmi PT. Natural Nusantara
DARNANTO
Kode N - 569472
Phone / sms / wa : 083865268226
Email : darnantonasa@gmail.com
Website : www.distributornasaresmi.com

0 Response to "Pupuk Nasa Untuk Budidaya Kentang"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel